PENDAHULUAN
Sumber: librarianship
S
eiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat membawa pustakawan kepada suatu kondisi yang disatu sisi merupakan peluang yang sangat menguntungkan bagi pencitraan kelembagaan, sedangkan disisi lain merupakan suatu tantangan yang mau tidak mau suka maupun tidak suka harus dihadapi agar dapat lebih memantapkan keprofesian pustakawan sehingga mereka mampu berperan secara profesional yang pada akhirnya masyarakat dapat memberikan apresiasi yang tinggi terhadap keberadaan institusi yang disebut perpustakaan sedangkan pustakawannya mampu mensejajarkan eksistensinya dengan profesi -profesi lainnya.
Sebenarnya telah banyak dibahas baik tentang teknologi informasi yang berkaitan dengan kegiatan perpustakaan maupun peran yang harus dijalani oleh para pustakawan dalam mensikapi perkembangan teknologi tersebut.
Namun apa yang seharusnya perlu dilakukan selanjutnya kedepan baik dari segi perpustakaan maupun pustakawannya berkaitan dengan hal tersebut maka penulis mencoba coba menuangkan dalam tulisan berikut ini.
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI
Pada perpustakaan-perpustakaan tertentu perkembangan teknologi infomasi tersebut memberikan peluang kepada penerbit untuk menyiapkan akses yang mudah dan cepat serta murah dan mutakhir terhadap buku maupun jurnal elektronik secara online. Kemudahan akses secara online ini sangat diminati oleh para pemustaka terutama para ilmuwan, peneliti, dosen, mahasiswa, masyarakat pemerhati perkembangan bidang ilmu pengetahuan serta komunitas bidang kesehatan kedokteran. Mereka- mereka itulah yang relatif sangat membutuhkan kemutakhiran informasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka dalam waktu yang cepat , mudah dan dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.
Kondisi seperti itu akan mempengaruhi pustakawan dalam kebijakan yang berkait - an dengan penyediaan fasilitas ruang/ lokasi , koleksi dan informasi di perpustaka - annya. Kebijakan yang harus dipertimbangkan adalah apakah mereka akan melaku -kan penyediaan informasi dan koleksinya secara online, dimana pelayanan seperti itu jelas akan cukup mahal untuk mengadakannya. Namun dengan tersedianya layanan seperti itu tidak memerlukan ruang perpustakaan yang luas , karena segala informasi dan koleksinya adalah dalam bentuk digital yang dapat diakses secara online. Sebaliknya apabila pustakwannya masih tetap menyediakan koleksi dan informasi dalm bentuk tercetak/ hard copy seperti yang dilakukan selama ini, maka masih akan dibutuhkan lokasi/ ruangan yang luas jika koleksinya terus berkembang.
Seperti diketahui bersama bahwa kecanggihan teknologi, komunikasi dan informasi juga mampu memberikan peluang untuk menyediakan layanan –layanan yang lebih mudah bagi para pemustakanya dalam mengakses informasi melalui perpustakaan.
Dengan hadirnya world wide web , dimana pada layanan yang memanfaatkan fasilitas internet akan sangat memudahkan bagi perpustakaan untuk mereproduksi, mendistribusi serta mengakses informasi bagi kebutuhan pemustakanya sehingga seperti yang dikemukakan oleh BAUWENS bahwa trend perpustakaan saat ini adalah merupakan ‘PREFERENCE AGENTS’ ( agen yang terpilih/ diminati) karena pemustaka dapat memperoleh/ mengakses informasi dengan cepat, mudah dan mutakhir melalui layanan perpustakaan.
Selanjutnya dengan kehadiran Digital library, Virtual library dan layanan-layanan yang berbasis ICT memerlukan layanan yang berbeda dengan cara-cara konvensional, karena sejak dari langkah pengadaaan koleksi, pemrosesan informasi hingga koleksi dan informasi dapat dimanfaatkan para pemustaka tidak terlepas dari peran teknologi informasi.
Keberadaan internet di perpustakaan juga sangat berpengaruh mengingat fungsi perpustakaan menjadi lebih luas tidak hanya dalam hal mengumpulkan dan menyediakan akses informasi yang komprehensive dan mutakhir dengan cepat dan mudah di akses, namun layanan ini juga meyebabkan peran perpustakaan bergeser dari melayani secara manual menuju kearah melayanani secara online.
Untuk menunjang layanan yang berbasis internet / secara online perlu perlu pula petugas/ pustakawan dibekali dengan kemampuan berbahasa asing, hal tersebut mengingat agar informasi yang diakses tidak hanya dalam lingkup regional dan nasional, namun juga yang bertaraf internasional..
Akhirnya untuk memberi nilai tambah bagi layanan suatu perpustakaan keberadan sarana ‘VIDEO CONFERENCING ‘ (DIGITAL VIDEO CONFERENCING) juga merupakan sarana untuk transfer pertukaran dan penyebaran informasi yang sangat efektif dan efisien. Karena untuk sharing informasi yang dibatasi dengan jarak yang beribu mil / km sekalipun tidak akan ada hambatan apabila ada fasilitas untuk memanfaatkan DVC tersebut pembicara dan audien/ peserta dapat seolah berada dalam ruang yang sama.. Memiliki fasilitas ini sangat didambakan dalam era revolusi informasi saat ini , namun untuk menyediakan asarana tersebut sangatlah tidak murah.
MENOLAK TEKNOLOGI INFORMASI ADALAH SIA-SIA.
Menolak keberadaan sarana teknologi informasi di era saat ini akan sia-sia. seperti diutarakan sebelumnya bahwa dampak perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sangatlah memberikan kemudahan dan kelengkapan informasi bagi pustakawan dalam melayani pemustakanya. dengan efektif dan efisien.
Disamping memberikan efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaannya, kehadiran teknologi informasi tersebut mendorong pustakawannya untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi , menjadi lebih mudah menerima perubahan,memberikan rasa percaya diri yang tinggi, karena mereka akan tidak merasa tertinggal dari kemajuan yang ada, serta dengan memiliki tambahan pengetahuan dan keterampilan dibidang teknologi informasi mereka bisa memperoleh pilihan lapangan pekerjaan yang luas.
Kehadiran teknologi informasi di perpustakaan menyebabkan peran pustakawannya berubah, dari yang dahulunya sebagai penunggu informasi kemudian menjadi fasilitator informasi atau bisa juga sebagai navigator informasi. Yaitu memudahkan pemustaka dalam menemukan informasi serta mengendalikan informasi untuk kemudahan penemuan informasi bagi pemustakannya.
Selanjutnya keberadaan teknologi informasi di perpustakaan mempengaruhi peran pustakawan dalam melayani pemustaka mereka menjadi lebih profesional.
Akhirnya, kehadiran layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi akan lebih meningkatkan image tidak hanya terhadap perpustakaan sebagai institusi namun image dari pustakawanya dari sudut pandang masyarakat juga meningkat.
PENUTUP
Peran pustakawan dalam pelayanan merupakan bidang pekerjaan yang penting dan terus berkembang. Profesi pustakawan menawarkan berbagai jenis pekerjaan yang sangat bervariasi, misalnya bisa sebagai pustakawan di Perpustakaan Umum, Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Pusat-pusat penelitian di instansi-instansi pemerintah maupun perpustakaan –perpustakaan khusus lainnya. Pustakawan juga dapat meniti karir di luar bidang perpustakaan misalnya pustakawan dapat bekerja pada devisi penelitian pada perusahaan-perusahaan swasta dan sebagainya. Disamping itu pustakawan juga ada yang mampu memiliki usaha sendiri dalam bidang penyediaan layana informasi. Adapun sebutan pustakawan yang bekerja pada jasa layanan informasi ilmiah menurut paparan terbitan World Book 2003 disebut dengan istilah ‘ Information Professional’
Sedangkan pendapat Hulser yang dimuat dalam tulisan Rebecca Jones yang berjudul ‘New technologies demand new roles: resistence is Futile’ mengatakan bahwa seorang Information Professional pada abad 21 ini akan berperan setidaknya sebagai: Digital Library Manager; Data Model Designer; Information Literacy Coach atau Knowledge Manager.
Kita menyadari memang tidak mudah bagi pustakawan untuk mencapai karir yang diharapkan, namun kehadiran teknologi informasi yang merambah di dunia perpustakaan perlu disikapi dengan positif oleh para pustakawan, agar eksistensinya tetap relevan baik dahulu, saat ini maupun di masa mendatang.
Disarankan bagi para pustakawan hendaknya senantiasa pro aktif dalam mempromosikan layanan, berpartisipasi dalam diskusi dengan masyarakat secara online, menjalin hubungan baik dengan penerbit, aktif dalam kegiatan pofesi, menjalin hubungan dengan masyarakat dan profesi lain diluar bidang perpustakaan serta ikut serta dalam forum diskusi , terutama tentang perkembangan di bidang perpustakaan dan kepustakawanan.
Semoga dengan kehadiran teknologi informasi di ranah bidang perpustakaan akan berdampak positif baik bagi perpustakaan maupun pustakawannya.
DAFTAR BACAAN:
Anon. Library. Michigan : World Book, 2003
Janes, Joseph. Internet Librarian. http:www.epnet.com/ citation 6/ 21/ 2004
Jones, Rebecca. New Technology Demand New Roles : Resistance is Futile. Computer in Libraries. July/ Augus 1997 Vol 17 97) p. 32-7
Lithuana. The Changing Image of Academic Library. Journal of Academic Librarianship 2004, Vol 30 , p. 1-5
Sumber: librarianship
0 komentar:
Posting Komentar