Dalam era modern ini, dengan segala kecanggihan teknologi di segala sudut kehidupan, suatu hal yang tidak mungkin untuk menghilangkan fungsi dan peranan media elektronik. Namun itu bukan berarti menjadikan hidup kita dikuasai olehnya, sebaliknya kita harus mampuh memanfaatkannya untuk kebaikan kehidupan Teknologi tidak untuk dibuang karena sangat banyak manfaatnya untuk dunia kesehatan, informasi, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Namun untuk menyelaraskan dengan kemungkiinan alam semesta, kita harus mendapatkan keseimbangan antara tiga pilar utama yaitu teknologi , budaya dan agama sehingga tercipta kehidupan yang harmonis. Kalau salah satu dari tiga unsur itu menjadi dominan, maka menurut pendapat saya, akan timbul permasalahan-permasalahan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Membaca dan menulis adalah bagian dari budaya. Dapatkah kita menyeimbangkannya dengan media elektronik seperti televisi dan komputer sebagai bagian dan teknologi ?
Perjalanan Taman Bacaan Anak Keliling Nusantara telah sangat banyak membantu membuka mata hati saya untuk melihat betapa luas dan kayanya negara kita dengan begitu banyaknya kekayaan dan keragaman alam dan budaya yang merupakan pakan tumpukkan harta karun terpendam yang memerlukan daya dan kekuatan kita semua sebagai satu keluarga besar bangsa Indonesia untuk mengalinya. Harta terpendam yang selama ini sering dibicarakan masyarakat, menurut saya pribadi ternyata adalah kekayaan budaya Nusantara.
Menggairahkan minat baca sebaiknya dimulai sejak dini, para ahli bahkan menyatakan ibu hamil sebaiknya membaca cerita dan memperdengarkan musik bagi anak yang masih dikandungnya.
Mengapa membaca begitu penting ? karena dengan membaca akan terbukalah segala pengetahuan yang ada di alam semesta ini yang diizinkan oleh sang pencipta untuk kita ketahui. Namun membaca bukanlah dan tidak harus merupakan paksaan karena kalau kita sudah merasakan nikmat dan faedahnya, membaca akan menjadikan suatu kebutuhan.
Kebiasaan membaca harus dimulai dari rumah. Jangan pernah mengharapkan anak –anak kita suka membaca. Suatu rumah akan menjadi istana baca jika disetiap sudutnya ada bacaan yang mudah diakses anak-anak kita. Biasakan juga memiliki buku-buku saku yang bisa dibawa-bawa dengan mudah untuk dibaca diwaktu senggang. Kenikmatan membaca buku berbeda dengan menggunakan komputer yg datanya terbatas. Sedangkan membaca buku dapat dilakukan dimana saja seperti dikebun, dikamar,ditoko dan sebagainya.
Pada hakekatnya pendidikan dan pengetahuan adalah suatu kebutuhan manusia yang sama pentingnya seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan sebab manusia yg hidup tapi tampa diisi dengan pendidikan dan pengetahuan yg cukup akan menjadi korban penjajahan kebodohan sendiri sehingga dapat mengurangi kemampuan berinteraksi secara seimbang dengan sesamanya.
Sumber dari pendidikan diantaranya adalah keluarga, sekolah, teman main, guru masyarakat dan alam semesta. Jenis pendidikan dapat berupa pendidikan format seperti perpustakaan atau taman bacaan. Namun dari perjalanan sejarah kehidupan manusia, pendidikan umum tampa didasari pengetahuan agama, moral dan akhlak yang baik bisa menjerumuskan kita kepada kehancuran.
Bagi ibu rumah tangga yang biasa mengatur belanja kebutuhan rumahtangganya, belanja buku biasa dijadikan suatu rutinitas dan dimasukan dalam anggaran bulanan. Manfaat membeli buku jauh lebih besar dari membeli mainan atau rekreasi lainnya , karena selain buku mengandung, unsur pendidikan namun juga mengandung nilai rekreasi dan dapt disimpan untuk dibaca berulang-ulang. Tentunya orangtua dapat membantu memiliki buku-buku yang akan dibeli.
Dengan membiasakan kesukaan membaca sejak kecil, secara tidak langsung menambah kekayan perbendaharaan kata anak-anak kita kita sehingga dapat menggali kemampuan menulis, entah sebagai penulis atau untuk keperluan pendidikan lebih lanjut. (Dikutip dari Jurnal Pustaka Indonesia /Yessy Gusman/oleh Umie k/.--)
Sumber: Badan Perpustakaan & Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat
Sumber: Badan Perpustakaan & Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat
0 komentar:
Posting Komentar